Sabtu, 02 Januari 2010

GameStar!! (2)

Di sela-sela waktu istirahat, aku menemukan bahwa anjing yang ada di samping lahan berkemah kami sama sekali belum kuperhatikan. Anjing itu mirip jenis rottweiler, dan aku yakin anjing itu cukup galak. Tapi nggak apa-apa, selama aku belum digigit atau dikejar aku belum mau menyerah!

Jadi, aku melompati semak yang membatasi lahan perkemahan dengan tempat si anjing itu dan mendekatinya. Dan.. langsung saja aku digonggongi! Untung saja anjing itu diikat. Aku mundur selangkah dan pergi, tapi itu baru percobaan pertama!

Kedua kalinya aku datang lagi, aku membawa kue dan bertanya pada pemiliknya, "Anjingnya boleh dikasih kue, nggak?"

Ternyata pemiliknya memperbolehkan dan aku berusaha memanggilnya dengan bertepuk tangan kecil, membungkuk, lalu berkata, "Sini, sini!"

Rupanya dia anjing yang mudah dibujuk. Mungkin karena dia melihat aku bicara pada pemiliknya.. jadi karena dia anjing yang manis, aku memberinya sepotong biskuit. Dia memakannya, asyik!

"Horee!" aku berjingkrak-jingkrak senang. Guruku yang melihat dari jauh memperingatkan dengan ngeri, tapi buktinya aku berhasil kan? Dan tak lama kemudian sudah banyak anak yang menontonku hingga waktunya sholat maghrib..

Malam itu, kami makan malam ditemani ratusan laron yang tertarik pada sinar lampu tenda besar. Wah, wah, masa ada anak yang masih menjerit-jerit, "Itu apa?!! Itu apa?!!"

Mungkin di rumahnya nggak ada lampu, jadi laron nggak pernah datang sampai dia nggak tahu laron.. hehe.

Setelah makan malam yang agak membosankan itu selesai, semua kelompok diminta menyiapkan yel-yel dan penampilan untuk ditampilkan saat acara api unggun.

Mulanya kami bingung mau membuat yel-yel seperti apa. Tapi kelompok Spongebob yang selalu kompak akhirnya menyetujui yel-yel bernada lagu Garuda di Dadaku ini :

Spongebob kelompokku,
Spongebob kebanggaanku..
Kuyakin, hari ini, Spongebob menang!

Ya, ya, ya, Spongebob.. Aku siap!

Setelah yel-yel itu disetujui dan dipraktekkan, kami berlatih suatu pertunjukan 'musik alam' untuk dilakukan di saat acara api unggun. Ada yang menari dengan bambu, aku dan beberapa anak mengiringi dengan ketukan dari batu, lalu ada juga yang menggunakan galon sebagai drum, ada yang menyanyi, dan ada yang bermain gitar.

Saat kami sedang latihan, rupanya semua kelompok dipanggil kembali ke tenda besar. Dengan membawa-bawa bambu, galon, dan batu, kelompok kami tampak meriah!

Rupanya saat di tenda besar masih ada ice breaking, yaitu game.

Kelompok akan dipilih dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Kelompok pertama akan mengikuti gerakan guru, dan gerakan mereka tidak akan berubah. Nah, kelompok berikutnya tinggal mengikuti gerakan kelompok pertama saja..

Sementara itu, guru akan mengecoh dengan membuat gerakan baru. Ini sebenarnya game yang mudah, tak ada gerakan anak-anak yang berubah dari awal sampai akhir. Masalahnya, sebagian anak terkecoh dengan gerakan guru, hihihi..

Kelompokku cepat mengerti dan 'lulus' seleksi. Tapi beberapa kelompok lain tak kunjung mengerti dan aku mulai ngantuk plus kedinginan. Menyesal rasanya nggak bawa jaket, soalnya udara dingin banget..

Saat 'ice breaking' yang malah membuatku ngantuk itu selesai, rupanya masih ada acara 'ceramah' tentang menjadi pemimpin... Biar bermanfaat, tapi sungguh tidak sesuai dengan salah satu ungkapan Gamestar : aku dengar - aku lupa, aku lihat - aku ingat, aku lakukan - aku paham.. Bosan rasanya! Brrr... aku juga hampir beku tanpa jaket...

Rasanya sudah berjam-jam ceramah itu berlangsung, hingga akhirnya para guru menyetel video yang sudah direkam selama hari ini berlangsung.. wah, jadi lupa ngantuknya! Videonya lucu-lucu!

Meskipun ngantukku sudah hilang, tapi aku tetap kedinginan setengah mati. Jadi wajar saja kalo aku lega luar biasa saat api unggun akhirnya dinyalakan, dan aku langsung pergi bersama anak-anak lain menuju api unggun.. Kehangatan, aku datang!

Seharian ini hujan, jadi apinya sulit menyala. Aduuh, padahal tadi aku sudah lega..

Untunglah, setelah guruku beberapa kali menyiram api yang kecil itu dengan minyak, akhirnya apinya berhasil berkobar terang dan hangat. Hangat...

Nah, sekarang baru saatnya mempraktekkan apa yang kami latih tadi.. Semua kelompok : Spongebob, Hulk, Green, Star Game, Doraemon, dll, sudah lemas semua hingga yel-yelnya ikut lemas... dan akhirnya hanya kelompok kami yang tampil. Tapi itu pun penampilan yang direvisi, karena akhirnya hanya ada lagu yang diiringi gitar..

Hoahm... setelah hari yang melelahkan ini, akhirnya kami bisa tidur juga.. biar sudah ngantuk, aku tetap pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi. Agak serem rasanya, menatap kaca wastafel dan melihat kamar mandi kumuh yang kosong.. hii! Wastafelnya berkarat lagi.. tapi wastafel berkarat mah nggak serem ya??

Untunglah momen yang mengerikan itu cepat berlalu, jadi aku bisa cepat-cepat kembali ke tenda dan tidur..

Tapi rencana tidurku itu terganggu oleh kenyataan bahwa temanku kesulitan memakai sleeping bag yang disediakan sekolah.. akibatnya, aku harus menjelaskan dulu, "Buka sleeping bag-nya, masukin badanmu, taruh kepala di bantal sleeping bag-nya.."

"Tunggu, Ra!" temanku menginterupsi peragaanku, "Bantalku mana?"

Grusak.. grusuk..! Akhirnya teman di tendaku malah tambah rusuh mencari-cari bantal sleeping bag-nya!

Untunglah Bu Arum cepat datang dan menjelaskan bahwa ada sleeping bag yang punya bantal, ada juga yang tidak. Ooh, begitu..

Sekarang, barulah suasana kembali tenang dan aku jadi bisa tidur...

Paginya aku bangun hampir bersamaan dengan teman-temanku, dan biarpun airnya dingin, tapi berwudhu tetap kegiatan yang menyenangkan!

Setelah sholat, aku kembali mengunjungi Lutung, anjing itu. Lutung tidak terlalu tertarik pada anak-anak lain karena mereka tidak mau memberi Lutung makanan. Sementara dia akan beranjak dari tempat duduknya saat aku datang.. asyik!

Adik kelas yang menonton menantangku memegang Lutung. Aku tahu akan berbahaya kalo ternyata dia tidak suka dipegang, jadi aku bertanya pada pemiliknya, "Dia boleh dipegang?"

Pemiliknya berkata boleh, dia tidak akan menggigit atau menjilat. Jadi, pelan-pelan aku menaruh tanganku di kepalanya. Aku khawatir dia sudah menjilat anggota tubuhnya yang lain, jadi aku cari aman. Wah, benar, dia suka dipegang!

"Yes!!" aku kembali berseru-seru seperti kemarin, seakan sudah melakukan sebuah terobosan besar. Anak-anak lain mulai tertarik, sebagian minta kueku dan mulai mengelus anjing itu.

Pak Husni yang dari tadi sudah berteriak-teriak karena takut aku digigit jadi agak heran melihat anjing galak itu 'takluk' padaku (walah, gaya!). Pak Husni menyuruhku cuci tangan 7 kali dengan air dan tanah, dan aku menggosok tanganku di kolam ikan. Seperti biasa, airnya dingin. Sayang sekali ikan koi di situ tidak mencoba mendekati tanganku.. huh..

Dari kolam ikan, aku mendengar anak-anak yang mulai risih dengan peringatan Pak Husni berteriak pada Pak Uhan, "Pak, boleh pegang anjing asal nggak kena liurnya, kan?"

Ya ampun, ternyata Pak Uhan berkata iya! Pak Husni menghela nafas.. hihihi, ada-ada saja!

Tak lama kemudian, waktu sarapan tiba dan aku melirik anjing lain yang ada di kandang satunya.

Jenis Collie, dan jauh lebih galak daripada anjing satunya. Dia akan berhenti bergerak untuk menatapmu, dan akan melompat seraya menggonggong saat kamu mendekat. Seram, karena dia tidak diikat! Pagar kandangnya rendah jadi dia lebih berbahaya.. Yah, daripada mengambil resiko dikejar anjing, mendingan aku pergi sarapan dulu!

Aku senang karena sarapannya lezat. Roti isi selai coklat dan stroberi plus donat gula! Hmm... yummy!

Karena sarapannya enak, rasanya jadi kurang banyak.. jadi aku bilang pada Pak Biem kalo aku masih lapar.

"Lho, masih kurang? Ya sudah, ambil 1 lagi deh.." kata Pak Biem.

Asyik! Aku mengambil 1 roti bakar lagi, karena donatnya nggak terlalu enak. Dan karena udah ngambil 2 kali, jadi aku merasa wajib melemparkan sedikit roti pada Lutung dan si anjing Collie. Tentu saja mereka menyambut makanan itu dengan gembira!

Setelah acara sarapan, kami semua diminta untuk mengganti baju dengan baju yang bisa dipakai untuk berbasah-basah. Karena aq merasa sudah siap dengan baju yang ringan, jadi aku mengambil alih pengeras suara dari Pak Reza.

"Yang merasa jelek dipersilahkan untuk masuk ke dalam tenda..."

Hahaha..

Setelah semua kelompok kembali berkumpul, aku melihat guru-guru semuanya mengalungi botol berisi air berwarna coklat.

Ternyata itu air tembakau, manfaatnya untuk membunuh pacet. Pacet adalah makhluk penghisap darah, mirip dengan lintah. Tapi aku belum tahu seperti apa persisnya makhluk itu..

Akhirnya kami semua berangkat. Mulanya yang kami temui adalah tanjakan, tempat yang panas. Kedua ada tanjakan lagi, tapi kali ini berupa hutan sehingga terasa sejuk. Wah, guru-guru pada ngos-ngosan di belakang!

Jalan yang kami tempuh rasanya sudah cukup jauh. Tapi seru menyusuri hutan!

Dan akhirnya, bagian yang seru datang!! Di depan ada sungai, dan kami akan menyeberang.. asyik!! Aku yang dari awal sudah berteriak-teriak pada anggota kelompok Spongebob yang ada di belakangku tentang medan yang akan ada kami lalui, langsung saja berteriak, "Sungai di depan, hati-hati ada pacet!"

Brrr, airnya dingin!! Tapi ga papa, asyik malahan... maju terus!!

Tak lama kemudian jalan setapak menghilang. Yang ada adalah alur-alur di hutan yang tinggal kami ikuti saja. Perjalanan lebih menarik dan berbahaya, jadi kali ini capekku nggak terasa. Memanjat batu yang licin, melewati sungai.. Maju terus, pantang mundur!!

Entah berapa lama kami merangsek masuk hutan, tapi akhirnya.. kami sampai di air terjun!!

Tanpa ragu-ragu lagi, aku langsung menceburkan diri bersama beberapa temanku yang lain. Eit, ternyata airnya dingin banget!! Hehehe, meskipun begitu aku puas banget.. nggak sia-sia aku bersusah payah mendaki gunung!

Baru saja aku menceburkan diri, kami sudah dipanggil naik lagi ke atas. Yaaah..

Akhirnya, aku bermain-main dulu sebentar lalu lari mengejar satu-satunya anak laki-laki yang masih terlihat olehku. Aku tahu dia akan sampai dengan cepat, jadi aku mengikutinya karena aku adalah anak terakhir yang keluar dari kolam.

Eh, tahu-tahunya aku sudah masuk ke kelompok kecil yang isinya laki-laki semua. Tidak ada guru ataupun rombongan lain, dan aku mengira kami memang sudah sangat tertinggal.

Anak-anak di kelompok kecil ini berusaha untuk tetap bersama meskipun masing-masing ingin menyalip yang lain. Kami terus bersama-sama, tapi tiba-tiba temanku Gilang mengeluh kakinya kram.

Akhirnya kelompok kecil itu berpisah. Aku dan Yumna menunggui Gilang dan menyuruhnya meluruskan kaki. Ketika akhirnya Gilang bisa berjalan lagi, kami langsung berjalan secepat mungkin untuk menyusul yang sudah jalan terlebih dulu. Untunglah, rupanya anak-anak lain itu berbaik hati untuk menunggu kami.

Saat kami sudah cukup jauh, aku benar-benar sadar kalo kami punya kemungkinan besar untuk tersesat. Tak ada guru yang memandu kami, bisa jadi kami salah belok. Tapi yah, asal kami masih tetap bersama aku masih merasa tenang, hehe..

"Stop!!" terdengar suara yang tidak asing bagiku. Pak Idris!

Di belakang Pak Idris bahkan ada rombongan anak-anak lain!
Ya ampun.. ternyata kami bukannya paling belakang seperti kupikir, melainkan paling depan!!

Kami berhenti dengan gaya sok keren, duduk di atas batu di tengah sungai.. hihihi..Setelah menunggu rombongan sampai ke tempat kami, kelompok kecil ini langsung ngebut berlari lagi..

Karena kami sebegitu bernafsunya, akhirnya Pak Idris menyuruh kami baris. Yaah, nggak seru..

Meskipun begitu, aku tetap anak perempuan pertama yang sampai!

Setelah pemeriksaan pacet, sayangnya tak ada satupun menempel di tubuhku. Padahal baju dan sepatuku longgar... huhh...

Kami belum diperbolehkan ganti baju, tapi kami boleh cuci tangan dan makan snack kecil selama menunggu teman yang lain datang. Lumayan, dapat sedikit snack dari teman yang sudah sampai! Hehehe..

Setelah Pak Idris datang, Pak Idris menunjukkan pada kami seekor pacet yang sudah mati. Ooh, pacet ternyata bentuk dan ukurannya mirip slug atau siput bugil. Hanya saja warnanya lebih bagus dan memiliki corak. Selain itu, di salah satu ujung badannya terdapat alat penghisap yang mirip cincin kecil.. jelas ia mengisap darah menggunakan itu..

Berikutnya kami melihat Om Tarso membawa sekumpulan pistol air. Lho, lho, lho, memangnya kami nanti mau perang air?

Ternyata permainan ini TERDENGAR cukup mudah. Tidak dimainkan secara per kelompok, melainkan semuanya bekerjasama. Di masing-masing ujung lapangan ada 2 obor, 1 menyala 1 tidak. Nah, kami harus menyalakan api di obor satunya, dibawa dengan 2 lilin.

Sebenarnya mudah, tapi masalahnya guru-guru akan menyemprot kami menggunakan pistol air dan melempari kami dengan bom air. Wah, wah...

Jadi, kami semua langsung berlari menuju obor dan berkerumun melindungi si pembawa api. Benar-benar butuh kekompakan!! Dan yang pasti, berani basah!

Setelah berkali-kali mencoba dan tidak berhasil, aku mengusulkan agar tidak ada yang melindungi si pembawa api. Jadi si pembawa api akan berjalan dengan tidak mencurigakan menuju obor satunya. Tapi itu pun gagal!

Akhirnya, kami mencoba cara ini :

Baris pertama menghadap ke pembawa api sambil sedikit membungkuk, baris kedua menghadap keluar. Anak di baris pertama adalah anak-anak berbadan kecil, anak-anak di baris kedua harus besar-besar. Wah, ribet! Aku sampai jatuh!

Tapi akhirnya.... rasa capek kami terbayar. Api di obor satunya berhasil menyala!

Saat kami sedang bersorak kegirangan, tali yang terikat di obor putus karena terbakar. Lalu, terbukalah sebuah spanduk Gamestar! Oooh, jadi inilah hasil kerja keras kami!

Akhirnya kami menulis refleksi dan pulang. Yaah, sedih rasanya meninggalkan lokasi Gamestar.. hiks..

Tapi petualanganku belum selesai. Masih ada perjalanan pulang dalam truk! Hehehe, siap-siap teman 1 trukku!

Aku 1 truk lagi dengan Amel. Jadi, nyanyian kembali terdengar dalam truk! Aduuh, kasihan ya orang yang kemarin sudah 1 truk denganku... ckckck..

Selain menyanyi, aku dan Amel mengobrol tentang banyak hal. Tentang kejadian yang terjadi saat Gamestar tadi, dan lain-lain. Aku juga bilang andai hari ini hujan, pasti atap truk tentara yang berlubang-lubang itu akan bocor dan kami akan basah lagi. Hihihi..

Rasanya aku agak lelah setelah mengobrol lama, jadi aku mau tidur dulu ah..

Tapi tidurku terganggu saat aku merasa ada air yang menetes ke sekujur tubuhku. Dan lalu aku mendengar Amel berkata, "Do'a-mu terkabul, Ra! Jadi hujan sekarang!"

Hehehe, aku mengeluarkan kresek cadanganku dan menawarkannya pada anak-anak laki-laki di sekitarku. Aku tidak menawarkannya pada anak perempuan karena semuanya sudah memakai kerudung dan anak laki-laki lebih membutuhkannya.

Tapi karena semua anak laki-laki itu menolak, aku menawarkan pada anak-anak perempuan. Sekali lagi semuanya menolak. Ya sudahlah, aku taruh saja di kursi, siapa tahu nanti ada yang butuh!

Lalu, suasana jadi membosankan lagi. Aku dan Amel sudah bingung mau menyanyi atau mengobrolkan apa. Akhirnya aku mengeluarkan beberapa permen pedas, dan kali ini tidak ada yang menolak. Hehehe, siapa yang mau kresek kalo ada permen pedas?

Iseng-iseng, aku melempar bungkus permen ke atas perut Om Wid yang sedang tidur di lantai... suasana truk yang mulanya suram karena panas dan polusi dari jalanan langsung berubah karena cekikikan tertahan anak-anak. Hihihi..

Kemudian adik kelasku yang terinspirasi dengan ide cemerlangku itu ikut-ikutan melempar bungkus permen ke Om Wid. Kali ini bahkan mendarat di pipi Om Wid!

Wah, rencana kami sampai sejauh ini belum terinterupsi karena guru belum menyadari apa yang terjadi meskipun anak-anak jelas-jelas menahan geli, dan Om Wid pun belum bangun karena merasakan bungkus permen di pipinya!

Kring, kring! Hp Om Wid tiba-tiba berbunyi. Nah, anak-anak langsung menunggu dengan tidak sabar apa yang akan terjadi..

Tentu saja Om Wid langsung mengambil bungkus permen di pipinya seraya menjawab telepon, tapi tampak tidak curiga pada anak-anak iseng di sekitarnya. Dan... Om Wid tidur lagi tanpa mengambil bungkus permen di perutnya!

Pada saat itu aku mendapatkan ide yang lebih baik lagi saat melihat bungkus keripik kentang yang isinya sudah habis milik Almi, adik Amel. Hehehe, tahu kan ideku apa?

Sayang sekali, sebelum aku sempat melaksanakan ide brilianku salah satu guru melihat bungkus permen di perut Om Wid dan tentu saja, langsung menyuruhku mengambil bungkus permen itu. Huuh...

Meskipun kejadian itu agak mengecewakan, tapi aku melihat suasana sejuk dan akrab yang biasa aku lihat setiap hari..

Alhamdulillah, kami sudah sampai kembali dengan selamat di sekolah! Horee!

SEMOGA AKU BISA IKUT GAMESTAR TAHUN DEPAN!! TOLONG DOAKAN YA!! MAKASIH >>>:)

2 Komentar:

Blogger Amelia "Mele" RD mengatakan...

rara!!! kamu ngingetin aku dengan moment-moment kita itu!! nyanyi nyanyi di truk dan diminta nyanyi itu buat api unggun..!!
kereeeenn!!! THAT ALL A GREAAT MOMENTO!!!! I MIZZZ THAT TIME!!!

p.s:tebak...aq siapa???

19 November 2010 pukul 13.48  
Blogger Rara mengatakan...

benull!! asik yooo... kangen aku... :D
sayang tahun ini keliatannya gak ada gamestar... :(
ini amel kah??

18 Desember 2010 pukul 11.53  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda